Mungkin satu-satunya jalan agar hati ini bisa sedikit lebih tenang.
Setiap manusia pasti mencapai satu titik jenuh bila memperjuangkan sesuatu dengan susah payah tapi hasilnya nol besar.
Ya, itulah yang saat ini aku rasakan…
Aku mencapai satu titik jenuh setelah lelah memperjuangkan satu hal, “cinta”…
Entah siapa yang salah, aku yang terlalu naïf menelan bulat-bulat setiap rayuan dan kata-kata manis dari mereka, atau mereka yang memang senang membuat wanita melayang dan menghempaskannya begitu saja?
Entahlah… yang aku tahu, wanita akan tertarik pada pria yang mampu membuatnya nyaman. Dan mungkin sekarang di dunia ini sudah banyak pria yang pandai membuat para wanita tertarik dengan semua rayu manisnya. Dengan pandainya mereka datang saat aku sedang terpuruk karena di khianati orang terkasihku. Mereka datang dengan bermodalkan tisu dan pundak untuk aku bersandar.
Sekali, aku disakiti oleh pria yang sangat aku sayang. Awalnya memang indah, dia bak seorang pangeran yang dikirim Tuhan khusus untuk merangkulku, mengembalikan semangatku yang pernah pudar, memapahku untuk kembali berjalan. namun Dia meninggalkanku disaat rasa ini sudah tumbuh begitu dalam. Aku jatuh, aku sakit, aku dihempaskan begitu saja. Dia berjalan memunggungiku tanpa sepatah kata putus atau maaf sedikitpun. Aku yakin tangannya masih berfungsi dengan normal, begitu juga dengan matanya. Aku pikir apa susahnya memberikan penjelasan sebelum pergi? Ah sudahlah, mungkin sudah jalannya harus seperti ini.
Aku mulai berpikir positif. Mungkin kali ini aku harus benar-benar beristirahat dari cinta-cintaan yang banyak jenis dan trik permainannya. Kali ini aku paham, mungkin Tuhan ingin aku menjadi wanita kuat. Kali ini aku fokuskan diriku untuk memperjuangkan keluarga, dan karirku.
from hipwee by Fitri Ayu AdiredjaKu tutup hatiku sementara, setidaknya sampai luka ini kering dan pastinya sampai ada seseorang yang datang padaku tidak sendiri, tapi dia membawa rombongan keluarganya untuk melamarku… semoga…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar