Rabu, 27 Januari 2016

Menunggu Kepastian dari Harapan yang Menyakitkan

Setiap orang punya batas yang namanya menunggu. Jika memang kita tak akan bisa bersatu, tak perlu kau memberikan aku harapan berlebih tentang semua ini. Ingat, yang namanya berjuang dan menunggu itu tak mudah. Jadi, jangan buat semuanya sebercanda itu.
Menunggu itu memang menyakitkan, tapi bodohnya aku masih saja bertahan.
Aku tak memaksamu harus seperti apa. Aku hanya menunggu sebuah kepastian. Hingga saat ini aku masih bertahan. Aku tahu jodoh tak akan kemana. Tapi, bukankah kita tak akan dapat jodoh kalau kita tak mengejarnya? Aku hanya ingin sebuah kepastian. Hingga aku tahu kepada siapa hati ini harus dilabuhkan. Dan untuk siapa aku harus berjuang.
Aku tak pernah memaksa untuk menikah sekarang, karena aku pun sadar banyak hal yang harus dipersiapkan. Bahkan mungkin dari segi materi aku pun belom mapan. Tapi bolehkah aku meminta kita untuk berjuang bersama menggapai gerbang pernikahan yang kita impikan? Iya, setidaknya aku tahu kepada siapa hati ini harus aku jaga. Aku mohon mengertilah..
Dari hati yang menunggu sesuatu yang tak pasti, hingga lelah bertahan tanpa ada suatu kepastian.
Jika saja kamu mengulur waktu tentang kepastian, haruskah aku terus-menerus bertahan? Berapa banyak waktu yang kubuang percuma. Tahukah kamu semakin berjalannya waktu membuat kita semakin berkurang hidup di dunia? Lantas apakah akan kamu sia-siakan setiap detiknya karena ketidakpastianmu?
Mungkin, bolehkah kuminta agar kita berpindah posisi? Kau yang meminta kepastian dan aku yang hanya memberi harapan. Agar kau tahu bagaimana lelahnya berharap dengan sesuatu yang tak pasti. Bukan kuingin menyerah, tapi akupun lelah.
Kau boleh saja memberi harapan yang tak pasti. Namun jangan salahkan ketika aku memutuskan untuk pergi. Bukan ku ingin menghancuri,hanya saja aku tahu diri. Semoga nantinya kau tak menyesali atas apa yang kau lakukan ini. Semoga kelak kau temui cinta sejati, hingga tak ada orang yang tersakiti. Seperti aku, misalnya.

From hipwee by asep marsin alkatiri

Selasa, 26 Januari 2016

aku tahu bagaimana harus berjalan mundur

Untuk apa kembali lagi? Kembali disaat semua sudah hampir tersusun rapi.
Sadarkah bahwa kita hidup bukan di negeri dongeng? negeri dimana apapun yang kita mau bisa kita dapatkan, kapanpun dan bagaimanapun.
Sadarkah yang kau hadapi itu manusia? dimana manusia itu punya perasaan, hati kecil yang bisa kapan saja berubah tergantung bagaimana dia dihadapkan pada sebuah cerita.
Kemana kamu dulu? Menghilang begitu saja disaat aku benar-benar mencintaimu, disaat aku meyakini bahwa kamu segalanya.
Batu yang sebegitu kerasnya saja bisa hancur oleh hujan yang terus menerjangnya, apalagi aku, manusia dengan hati kecil yang sangat mudah rusak, dan bagai hujan kau rusak semuanya.
Ya, kau memang seperti hujan, hadir tak menentu, dan sekalinya hadir pun untuk pergi kembali, dan entah kapan lagi kembali, mungkin lupa kembali itulah kamu.
Kau yang dulu ku kira matahari, ternyata hanya sebuah pelangi, yang hadir dengan segala warna yang indah namun hanya sesaat.
Sebenarnya, kau tak perlu menjauh karena aku sudah tahu bagaimana cara berjalan mundur itu seperti apa 
dan kini, kau hadir kembali, ingin mengulang semuanya dari awal.
Kalau begitu, dimana letak keadilan sebuah cinta? Di saat aku berjuang menata kembali sudut ruang yang kau tinggalkan dengan sangat tidak rapi, kini kau berharap masuk kembali.
aku tidak benci, sama sekali tidak membencimu, sedikitpun tidak
Tapi lebih dari itu, aku kecewa. 
Aku takut, takut lagi salah memperjuangkan yang pada akhirnya nanti aku terjatuh lagi dan kamu hanya bisa melihatku tanpa pernah mencoba membantuku berdiri.
Kini, aku sedang menulis lagi ceritaku yang baru.
Setelah sekian lama aku tutup lembaran itu.
Aku sedang memulai semuanya dengan lebih tertata dan bijaksana, dengan lebih rapi, dan dengan tidak berlebihan
Aku sedang berjuang bersama dengan dia yang ku harapkan tidak berlaku sepertimu, yang tidak membiarkanku berjuang sendiri, karena sakitnya berjuang sendiri itu nyata terasa.
Masa lalu memang tak pernah bisa dilupakan namun bukan berarti aku harus tenggelam lagi di dalamnya.

Ingatlah hei, yang kau hadapi manusia, benda hidup, bukan benda mati yang tidak pernah berpikir tentang sesuatu yang sesungguhnya terjadi.
Luka itu memang bisa sembuh, tapi tidak sesederhana itu!
From hipwee.com by shenanDona

Senin, 25 Januari 2016

Surat Untuk Seseorang yang Tertulis Di Lauh Mahfudz



Assalamualaikum tulang rusukku...
Karena aku tidak pernah tau kapan kamu hadir, maka dalam penantianku menunggumu. Aku akan perbaiki diriku. 

Untuk pria yang namanya tertulis di lauh mahfudz...
Banyak pria yang datang di kehidupanku, dan mencoba mengelabuiku dengan berpura-pura menjadi kamu.
Tenang saja, aku tidak tertipu kok.
Jika aku merasa berada di tulang rusuk yang bukan milikku, aku dengan sangat cepat bisa merasakannya.
Aku segera dengan perlahan menjauhinya, sampai kamu datang untukku, ya benar-benar datang hanya untukku.

Untukmu, calon imamku
Aku terkadang kesal, sedih, kecewa, khawatir
Kesal kenapa begitu lama aku butuh waktu untuk menunggumu?
Sedih kenapa aku masih saja memikirkan siapa kamu? kenapa langkahmu berjalan menemuiku dengan lambat?
Kecewa kenapa aku tidak bisa mengenalimu, sampai aku sering berada di tulang rusuk yang salah
Khawatir, iya aku khawatir kamu salah mengenali aku, sehingga waktu memperlambat pertemuan kita

Untuk seseorang yang akan selalu aku aminkan doanya
Maafkan aku yang tidak sabar menunggu kamu lebih lama lagi
Sejujurnya, aku tidak butuh kamu pintar menyetir mobil, bisa membawa aku ke surga saja itu sudah cukup.
Kamu gak usah repot-repot mengumpulkan uang untuk pernikahan kita, entah untuk rumah, mobil atau lainnya.
Aku lebih senang menikah dengan sederhana dan mapan bersama kamu, membesarkan anak kita bersama menjadi shaleh dan shalehah.
Bukankah rezeki akan ALLAH SWT lipat gandakan setelah menikah? Jadi kenapa harus mapan sebelum menikah?
Kamu gak perlu belajar bermain gitar dan menyanyikan lagu romantis buat aku, jujur aku gak butuh itu.
cukup baca Al-quran dengan indah di rumah sederhana kita di depan aku dan anak-anak kita, itu sudah cukup.

Untuk teman hidup yang akan menuntunku ke surga.
Terima kasih ALLAH telah menyiapkan hadiah terindah dari surga.
Siapapun kamu, dimana kamu tinggal? terlahir dari keluarga yang bagaimana?
Bagaimana rupamu? bagaimana sifat dan sikapmu?
Ku akan selalu berdoa di setiap solatku, selalu menyebutmu di setiap doaku, selalu merindukanmu di setiap sujudku, selalu menantimu di setiap langkahku.
Aku benar-benar merasa dekat dengan kamu di setiap doaku,
Itu alasanku selalu mendoakanmu.
Aku yakin jodoh itu cerminan diri,
Untuk itu aku selalu memperbaiki pribadi dan penampilanku.
Aku percaya janji ALLAH SWT itu pasti,
Untuk itu aku sangat bersabar jika ada yang orang yang berpura-pura menjadi kamu datang di hidupku.
Aku akan menjaga hatiku, menjaganya untuk kamu.

Untuk seseorang yang namanya tertulis di lauh mahfudz.
Cintailah aku karena ALLAH SWT.
 
dari perhiasan dunia terbaikmu, Aku

From hipwee by gestiyawati

punya Cita-Cita Bikin Kafe di Masa Depan? 8 Tips Ini Patut Kamu Terapkan Demi Kafe yang Ramai Pelanggan!

Melihat perkembangan kafe yang menjamur, kamu pun punya ide untuk membuka usaha kafe. Namun sayangnya, kamu sendiri nggak terlalu paham harus bagaimana memulainya. Karena membuka usaha kafe bukan cuma perlu modal, melainkan juga rencana yang matang dan kreativitas.
Kalau kamu masih bingung juga, yuk pegangan saja sama artikel Hipwee kali ini. Ada beberapa tips agar kafemu memiliki magnet yang kuat untuk menarik orang melipir sejenak!

1. Tanya ke diri kamu sendiri: konsep kafe seperti apa sih yang belum ada di kotamu? Apakah kamu bisa mengembangkannya jadi bisnismu?

Mau konsep yang seperti apa sih? via www.instagram.com
Kamu ingin kafe yang seperti apa sih? Lalu, tujuan kamu membuat tempat itu untuk apa? Pastikan jawabannya membuat konsep kafe kamu memiliki ciri khas. Misalkan kamu ingin membuatkafe yang bisa dikunjungi oleh mereka yang suka bermain dengan kucing, atau kamu ingin membuat kafe yang bisa menjadi tempat untuk workshop dan berbagai kegiatanlain seperti launching album dan buku, atau diskusi-diskusi santai.

2. Kafe nggak selalu hanya menyediakan kopi, teh, dan minuman atau makanan saja. Keberadaan pop-up store juga bisa membuat orang punya alasan lain untuk berkunjung

Belanja sekalian ngopi via www.instagram.com
Kalau kafekamuhanya menyediakan kopi, teh dan segala jenis minuman atau makanan saja sudah pasti sainganmuada banyak di luar sana. Putar otak, dan kamu harus paham kafe pun bisa digabung dengan toko kecil-kecilan atau pop-up store. Dan isi pop-up store kamu pun bisa bervariasi, seperti kaos band, album-album indie label, barang-barang second-hand, atau juga buku dari penerbit-penerbit indie.

3. Kamu juga bisa membuka kafe dengan tema aspirational space. Dengan ini, kamu bisa kerja sama dengan komunitas atau industri kreatif lainnya. Pengunjung pun pasti ada!

Aspirational space via www.instagram.com
Bukankah konsep utama kafe itu sebagai tempat bertemu dan berkumpul? Nah, coba kamu kembangkan konsep itu untuk menjalin kerjasamadengankomunitas atau orang-orang yang bergerak di industri kreatif. Dengan kata lain kafe kamu adalah aspirational space untuk mereka-mereka yang ingin berbagi ide dan menciptakan kreativitas. Siapa tahu juga, kafe kamu menjadi tempat munculnya gagasan besar seperti kafe-kafe di Paris?

4. Status popup store pasti akan lebih menarik lagi kalau sesekali ada bazar DIY atau Garage Sale di kedaimu

Sesekali, bikin bazar yuk! via www.instagram.com
Selainkan memaksimalkan kehadiran pop-up store di kafe kamu, adanya acara garage sale atau bazar DIY juga bisasebagai bentuk kerjasama yang lain dengan orang-orang dari industri kreatif. Dengan mengunjungi bazarmu, orang-orang pun jadi sekalian tahu keberadaan kafemu.

5. Kamu juga bisa merekrut barista yang sudah punya banyak jaringan. Teman-teman dan pelanggannya akan jadi pelangganmu juga!

Hayo siapa yangmau minum kopi buatan barista sekece Chicco Jerikho ~ via via www.instagram.com
Kafe kamu bukan cuma perlu barista yang paham seluk beluk kopi dan mahir dalam menyeduhnya. Tapi, ada baiknya kamu juga merekrut barista yang sudah punya banyak jaringan. Dengan begitu, sang barista bisa diandalkan dalam membantu mempromosikan kafe kamu.

6. Pengunjung pun sebenarnya butuh hiburan, jadi buat saja jadwal tetap untuk gigs. Ada banyak musisi indie yang bisa kamu undang

Minum kopi sambil lihat Rio Dewanto nyanyi, yakin nggak mau? via www.instagram.com
“Eh, akhir pekan besok band X ngisi gig di kafe itu, tuh. Datang yuk!”
Awalnya penggemar band itu sama sekali tidak tahu keberadaan kafe kamu, tapi dengan adanya acara gigs akhirnya mereka tahu, malahan juga menjadi pengunjung. Selain itu, adanya jadwal tetap gigs juga bisa diandalkan untuk tetap membuat pengunjungsetia kafe kamu makin setia, karena memang pada dasarnya pengunjung pun butuh hiburan.

7. Buat pengunjung betah dengan kehadiran perpustakaan kecil, permainan ringan, atau sudut kreatif yang bisa digunakan untuk mereka yang suka dengan seni

doodle the cup! via www.instagram.com
Ciptakan suasa homey di kafe kamu, agar pengunjung tertarik untuk kembali lagi dan lagi. Kamu bisa menempatkan sebuah rak buku di sudut kafe. Bahkan kamu pun harusberbaik hati meminjamkan buku tersebut, setidaknyaini sebagai cara agar pengunjung tersebut kembali lagi ke tempatmu. Bisa juga kamu menyediakan beberapa permainan ringan seperti monopoli, ular tangga atau uno. Atau lebih seru lagi jika kamu menghadirkan sudut kreatif, dan karya dari pengunjung bisa dipajang di sana.

8. Selebihnya, perhatikan juga hal-hal detil. Misalnya desain menu kreatif yang bisa bikin pengunjung ingat pada kafemu 

Menu kreatif via www.instagram.com
Jadilah owner kafe yang jeli dengan segala detail yang bisa membuat tempatmu lebih ngehits. Bukan hanya desain interior atau eksterior kafe saja. Tampilan menu juga cangkir kopi yang dikemas dengan kreatif pun bisa menjadi daya tarik yang membuat kafemu berbeda!
From hipwee by Mustika karindra

Kamis, 21 Januari 2016

Menutup Hati untuk Sementara


Mungkin satu-satunya jalan agar hati ini bisa sedikit lebih tenang.
Setiap manusia pasti mencapai satu titik jenuh bila memperjuangkan sesuatu dengan susah payah tapi hasilnya nol besar.
Ya, itulah yang saat ini aku rasakan…
Aku mencapai satu titik jenuh setelah lelah memperjuangkan satu hal, “cinta”…
Entah siapa yang salah, aku yang terlalu naïf menelan bulat-bulat setiap rayuan dan kata-kata manis dari mereka, atau mereka yang memang senang membuat wanita melayang dan menghempaskannya begitu saja?
Entahlah… yang aku tahu, wanita akan tertarik pada pria yang mampu membuatnya nyaman. Dan mungkin sekarang di dunia ini sudah banyak pria yang pandai membuat para wanita tertarik dengan semua rayu manisnya. Dengan pandainya mereka datang saat aku sedang terpuruk karena di khianati orang terkasihku. Mereka datang dengan bermodalkan tisu dan pundak untuk aku bersandar.
Sekali, aku disakiti oleh pria yang sangat aku sayang. Awalnya memang indah, dia bak seorang pangeran yang dikirim Tuhan khusus untuk merangkulku, mengembalikan semangatku yang pernah pudar, memapahku untuk kembali berjalan. namun Dia meninggalkanku disaat rasa ini sudah tumbuh begitu dalam. Aku jatuh, aku sakit, aku dihempaskan begitu saja. Dia berjalan memunggungiku tanpa sepatah kata putus atau maaf sedikitpun. Aku yakin tangannya masih berfungsi dengan normal, begitu juga dengan matanya. Aku pikir apa susahnya memberikan penjelasan sebelum pergi? Ah sudahlah, mungkin sudah jalannya harus seperti ini.
Aku mulai berpikir positif. Mungkin kali ini aku harus benar-benar beristirahat dari cinta-cintaan yang banyak jenis dan trik permainannya. Kali ini aku paham, mungkin Tuhan ingin aku menjadi wanita kuat. Kali ini aku fokuskan diriku untuk memperjuangkan keluarga, dan karirku.
Ku tutup hatiku sementara, setidaknya sampai luka ini kering dan pastinya sampai ada seseorang yang datang padaku tidak sendiri, tapi dia membawa rombongan keluarganya untuk melamarku… semoga…
from hipwee by Fitri Ayu Adiredja

Aku Pernah Kecewa, Pernah Terluka Tapi Aku Percaya Itu Adalah Cara Tuhan Untuk Membuatku Dewasa


Di jalan ini, aku tergugu menatap kedepan. Aku tahu kehidupan tak selalu mudah seperti yang sebelumnya ku pikirkan. Saat aku harus dituntut berpikir bagaimana cara agar tetap bertahan, saat pertahananku mulai lemah dan goyah dengan kedaan, Saat keadaan benar-benar tak memberikanku pilihan, saat cinta tak berniat memberiku ruangan. Yah cinta, cinta yang perlahan-lahan mengikis kekuatan, cinta yang diam-diam menyelusup mengendurkan pertahanan, cinta yag bersihkeras tak ingin berdamai dengan kedaan.
Aku hanya bisa terdiam, mendengarkan bait-bait hatiku yang bungkam. Aku kalah, aku tak bisa berdamai dengan hatiku. Ia merajuk dan membuatku kelabakan. Apa kau pernah patah hati? Bagaimana rasanya? Apakah sakit, atau bagaimana ? . Apa kau pernah terluka? Bagaimana wujudnya, apakah berdarah ? Apa rasanya sakit ? Apa kau memiliki obatnya? . Aku terluka karena pikiranku sendiri, setiap simpul perhatian yang aku artikan sebagai simpul cinta dan ternyata bukan. Aku terluka dengan berbagai ekpektasi yang sebenarnya bertolak belakang dengan kenyataan. Aku salah menerjemahkan, seharusnya pengalaman menjadikanku lebih berhati-hati dalam menilai. Ternyata tidak semua orang ingin tinggal, ada yang sebenarnya ingin tinggal tapi tiba-tiba melarikan diri. Meski aku menyediakan tempat, aku tak bisa menahan seseorang untuk tidak pergi. Seharusnya aku tidak membuka hati begitu saja.
Luka yang datang silih berganti, membuatku terbiasa . Kekecewaan yang aku buat sendiri, memberikanku kekuatan. Aku pernah kecewa, Aku pernah terluka tapi apakah aku harus menangis dan menyesali semua? Apa aku harus mengutuk semua kedaan dan takdir yang tak pernah memihak padaku? Apa aku harus marah yang entah akan tertuju pada siapa? Tidak, aku tidak sebodoh itu. Aku pernah kecewa, pernah terluka tapi aku percaya itu adalah cara Tuhan untuk membuatku dewasa.
from hipwee by Reni Aryanti

Jangan Pernah Menemuiku Saat Kau Bosan, Aku Bukan Penghibur yang Bisa Memberimu Kesenangan


Dari awal, aku selalu mencoba memahami dan mengerti bagaimana keadaanmu. Aku tahu kau sangat sibuk dengan urusan masa depanmu, dan tugas-tugas yang harus diselesaikan sebelum deadline. Aku paham akan hal itu, karena aku juga mengalaminya. Meski begitu aku selalu berusaha untuk mengabarimu, bahkan sampai saat ini, detik ini pun masih kutoreh tentangmu disini. Apa kabar wahai lelaki penikmat keindahan yang sempat menyentuh hatiku? Apa kau disana pernah memikirkanku, pernah menemuiku dalam mimpimu, atau aku sudah lenyap dan hangus dalam ingatanmu yang tertepa angin musim salju.
Masih ku ingat kau seolah memberiku keyakinan bahwa kita akan bisa berjalan bersama meski diambang keabu-abuan waktu akan masa depan yang sama-sama tak pernah kita tahu. Ku tanamkan keyakinan itu. Sampai akhirnya kau tiba-tiba mengaburkan semua, dan perlahan pasti punggungmu melenggang pergi menjauhi pandangan mataku. Kau membuat kebingungan yang bahkan aku tak pernah benar-benar tahu dimana letak kesalahanku.
Dari sekian banyak yang datang menghampiri, kaulah yang sempat memberiku keyakinan penuh untuk kembali merasa mekarnya hati setelah lama layu mengering dan mati suri. Tapi sekarang semua sudah berubah 180 derajat. Kutemuimu hanya mengintip dari balik pandangku. Sebegitu sulitkah mengakui jika kau merindukanku?. Bila saja kau lebih sederhana mendefinisikan rindumu dan mengungkapkannya di depan mataku. Maka sudah pasti kerinduanmu akan terbalas karena aku juga merasakan hal yang sama.
Bukankah kau elang yang gagah perkasa, yang selalu berani terbang mengangkasa tanpa pernah takut terjatuh. Aku mengerti keadaanmu, bagaimana orang-orang diluar sana berharap besar terhadap keberhasilanmu. Dan aku pun yakin kau pasti bisa melaluinya dengan gemilang. Aku juga tak menuntut banyak padamu untuk selalu menemuiku di sela waktumu, aku hanya ingin kejelasan. Bagaimana rasanya rindu yang membumbung ingin meledak? Aku sudah merasakan kepedihan rindu yang tak terbalas.
Setelah aku puas menangisi kerinduan hingga kopiku berubah asin dan tak lagi pahit, setelah ku tak pernah menanggalkan harap untuk menemuimu di malam hari hingga terjaga sampai pagi, lalu kau tiba-tiba hadir lagi menanyakan kabar dan mengatakan kau rindu aku. Seperti inikah caramu membalas rindu? Itu bukan rindu, sama sekali tak kulihat ada sorot kerinduan dari matamu. Kau hanya bosan dan memilih menemuiku berharap kau mendapat kesenangan sesudahnya. Kau salah, karena aku bukanlah badut, aku bukanlah penghibur yang bisa memberimu kesenanangan dan membuatmu puas tertawa setelahnya. Maaf akan hal itu.
from hipwee by Syanaz

Karena Menikah Bukan Cuma Perihal Kapannya, Tapi Sudah Tepatkah Orangnya


Mulai dari sepupu atau teman sekolah yang menikah lebih dulu serta pertanyaan kapan dan dengan siapa selalu saja mengganggu. Tak jarang terlintas dalam pikiran, yang menjalani saya kenapa yang lain harus sibuk-sibuk menggerutu? Tak lupa juga mama papa yang selalu bilang ingin punya cucu. Kadang rasanya ingin lari saja dari kenyataan atau bersembunyi sejauh-jauhnya agar tak perlu sering-sering bertemu dengan mereka yang benar-benar tak tahu apa isi kepala dan hatimu. 
Puluhan resepsi yang kalian hadiri, terkadang memancing tanda tanya dalam hati yang belum juga bertemu dengan jawabannya. Saya kapan yah? Dengan orang seperti apa atau pesta yang bagaimana? Kamu benar-benar tak tahu harus pergi kemana untuk bisa tahu jawabannya apa. Hanya bisa berdoa. Dalam hati dengan diam bertanya pada Yang Kuasa. Kamu jadi lebih sering membicarakan hal ini dalam rentetan doa.
Padahal saat ini, sendiri juga bukan perkara sulit untuk kamu lewati. Kamu mandiri dan kuat menghadapi hidup meski tanpa kisah cinta yang tak jauh dengan drama. Kamu bahagia meski kemana-mana tak ada laki-laki yang menemani. Kamu bebas merdeka menjalani hidup sesuai dengan rancangan yang kamu bina. Tapi, pertanyaan kapan nikah dari mereka yang tak tahu apa-apa tak pelak justru berperan penting melahirkan rasa khawatir. Kadang kamu justru mulai merasa ragu pada diri sendiri. Apa yang salah dengan diri ini. Kenapa tak kunjung dihadirkan dia yang pada hatinya cinta dapat kamu sandarkan sampai ujung usia.
Andai mereka mau sedikit saja santai dan menerima. Mungkin kamu tak harus bingung-bingung berhadapan dengan kenyataan yang tak sesuai dengan harapan. Memangnya wanita mana yang tak ingin menikah? Wanita mana yang tak ingin menghabiskan hidupnya dengan pria yang nama belakangnya disandang olehmu selamanya? Wanita mana yang tak ingin jadi sempurna dengan panggilan mama? 
Harapanmu sama seperti wanita pada umumnya bukan? Tak ada yang berbeda hanya waktunya saja yang belum tiba. Hanya mungkin Tuhan yang belum berkata ya. Masih ada sedikit waktu yang harus kamu gunakan untuk menunggu. Memperbaiki diri dan menyiapkan hati bagi dia yang restu Tuhan telah dikantongi. Jadi tak perlu khawatir tentang apapun yang orang lain katakan atau tentang seperti apapun penilaian mereka pada caramu memandang hidup. 
Karena pernikahan bukan tentang sekarang atau kapan-kapan. Tapi tentang menghabiskan sisa hidupmu bersama dia yang memang dipilihkan Tuhan. Jadi jangan khawatir. Bukannya terlambat, kamu hanya menunggu waktu yang tepat. Dengan dia yang senyum dan restu Tuhan bisa kalian dapatkan. Dengan dia yang akan memperjuangkan bukan hanya ingin diperjuangkan. Padanya yang saat bersama deg-degan mu tak juga menghilang. Kamu dan dia yang sama-sama bangga karena bisa saling mendapatkan. 
Bukankah jauh lebih menyenangkan kalau kamu bisa bertemu, jatuh cinta dan diikat pernikahan dengan orang yang tak main-main dengan perasaan. Selamanya memilih bertahan tanpa ketentuan. Disampingmu dengan setia selalu cinta tanpa syarat apa-apa. Kalau begitu biarkan Tuhan mengambil waktumu lebih panjang dari yang kamu inginkan. Agar bisa dengan matang cintamu dipersiapkan. 
Jadi bersabar sajalah. Karena memang pada hakekatnya jalan Tuhan tak dapat dengan mudah diselami begitu saja oleh setiap hati. Yang pasti semua yang terukir dalam tanganNya, tak pernah berakhir tanpa keindahan. Dia setia dan tak akan meninggalkan. Kamu dan jodohmu, Dia punya aturan sendiri untuk mempertemukan. Jadi jangan bimbang. Karena Dia tak pernah ingkar janji maka harusnya tak ada alasan untukmu berhenti mempercayai. Entah kapan pernikahanmu datang ingat saja, bahwa Tuhan selalu punya waktunya sendiri. Tak pernah terlalu cepat apalagi terlambat. Jadi tetaplah bersabar.
from hipwee by Rumondang Kristiani Elika Manurung

http://www.hipwee.com/narasi/jika-mencintaimu-lagi-ternyata-akan-sesakit-ini-maaf-aku-mundur/

ini hati bukan halte bus

038849300_1448500324-patah_hati


Kehadiranmu memberi arti sendiri bagi diriku, karena kau hadir disaat aku sedang menikmati masa kesendirianku hingga lupa seperti apa rasanya dicintai dan diberi perhatian-perhatian kecil nan manis dari seseorang yang special. Kau hadir begitu saja. Awalnya biasa namun semakin lama semakin aku merasa nyaman. Aku bahkan merasa mungkin kamu adalah jawaban dari segala doa ku selama ini.
Hampir tiap saat kabar darimu tak pernah tak nongol di ponselku. Kita selalu mengobrol apa saja. Berbagai topic mulai dari yang tidak penting sampai umm ya obrolan tentang impian dimasa depan. Rasanya bahagia menemukan seseorang yang mempunyai kesamaan dengan diri kita.
Aku bahkan tak tau sejak kapan aku mulai tersenyum-senyum sendiri saat membaca setiap balasan chattingmu, tertawa mendengar setiap leluconmu yang mungkin bagi orang lain terasa garing, berdegup salah tingkah melihat senyumanmu, aku pun tak tau sejak kapan aku merasa ada yang hilang saat kau tak muncul hanya sekedar say hello. Ya, aku begitu khawatir kau kenapa-kenapa. Aku bahkan tak tau sejak kapan aku mulai merindukanmu. Yang aku tau, aku begitu nyaman berada di sampingmu.
Kalau kata orang, aku sedang jatuh cinta. Ah entahlah, aku merasa ini terlalu cepat. Aku pun tak begitu yakin apa kau merasakan hal yang sama. Aku pun tidak ingin menaruh harapan terlalu dalam kepadamu, biarlah berjalan seperti ini.
Meskipun tak ingin menaruh harapan terlalu dalam, tapi perlakuan-perlakuan manis dari mu dan intens nya waktu mempertemukan kita mampu meruntuhkan dinding pertahananku untuk tidak terjebak terlalu dalam dengan perasaanku. Aku semakin nyaman dan semakin tidak ingin jauh darimu.
Tapi kenapa disaat aku sedang berbunga-bunga, kenapa disaat itu juga kamu menghilang. Alasanmu sibuk dan sibuk. Awalnya aku memaklumi namun semakin lama kau tidak memberi kabar sama sekali. Kau sangat berbeda dengan dirimu yang dulu. Salahku tak pernah meminta kepastian darimu tentang hubungan kita selama ini, karena katamu kita ini sudah dewasa tak perlu lah mengemis status. Salahku juga terlalu dalam percaya padamu. Aku mencoba sedikit merelakan dan melupakanmu. Mencoba menata hatiku lagi. Tapi disaat hati ku sudah mulai tertata, kau datang lagi memberikan perhatian-perhatian manis. Ah sepertinya kau tidak tau, wanita mudah sekali luluh dengan kata manis dari pria yang dia sayangi. Atau mungkin sebaliknya, kau tau tentang hal itu dan memanfaatkannya. Datang kembali disaat wanita-wanitamu yang lain tidak memperdulikanmu. Kemudian pergi saat kamu bosan. Menyebalkan memang, apa kau tak pikir hati ini bukanlah seperti halte bis yang kau datangi sebentar terus kau tinggalkan lagi sesuka hatimu. Please, ini hati bukan tempat transit.
Mungkin sebaiknya aku mundur dari hidupmu. Menghilang seperti saat kita tidak kenal. Kalau boleh memilih, aku akan memilih untuk tidak mengenalmu sama sekali daripada harus melupakanmu.
Seandainya saja aku tau jika pada akhirnya kau hanya sekedar singgah bukan menetap mungkin aku tidak akan menaruh rasa ini padamu~
from hipwee by  Rahayu Budiningsih

Sudah Dewasa Bukan? Teruskan Jika Menurutmu Benar, Berhentilah Jika Menurutmu Salah.

 tumblr_inline_mhtv6hLK9n1qz4rgp


"Tidak bisa ya menjawab pertanyaanku ? Susah ya ? Coba tanyakan kehatimu, pentingkah aku buat kamu ? kalau memang penting tak akan sesusah ini kok menjawabnya. Kamu pasti bisa menjawab tanpa membutuhkan waktu lama "
Setidaknya aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik untukmu, walau ku tau kau tak lagi menginginkanku untuk tetap berada disisimu . Aku tak pernah menyesal untuk merubah diriku menjadi seperti yang kau mau walau kutau itu bukanlah kepribadianku selama ini.
aku tau kau tak pernah mencintaiku lagi seperti dulu, aku bisa merasakannya dari setiap polah tingkahmu ketika berada di dekatku. Ada saja alasan yang selalu kau berikan kepadaku setiap aku mengajakmu untuk bertemu. Mungkin kau tak lagi merindukanku seperti aku yang hingga detik ini selalu merindukanmu, satu detik saja tak bertemu denganmu rasa kerinduanku sungguh sangat memuncak dalam batinku. 
"bosan ya sayang ? apa kau butuh suasana baru dalam hubungan kita ? mari kita perbaiki, tapi jangan sampai kebosanan membuatmu meninggalkanku"
aku tau kebosanan telah menggelutimu, menyelimuti seluruh perasaanmu padaku, sehingga apapun yang aku lakukan, apapun yang aku perjuangkan tak pernah terlihat dimatamu. Benar atau salah, baik ataupun buruk tak akan terlihat sempurna di matamu. 
Kemarahan selalu menghinggapimu. Emosi selalu mengikuti langkahmu setiap kau melihat keberadaanku. Masalah yang seharusnya tidak ada kau buat menjadi ada, masalah yang kecil kau buat menjadi sangat besar hingga kau menumpahkan seluruh kemarahanmu kepadaku. Taukah kau bahwa aku sakit melihatmu seperti ini, aku menangis sendiri menerima perlakuan kasarmu kepadaku, tapi aku mencintaimu, dan aku tak bisa membalas kemarahanmu.
"lakukan apa yang ingin kau lakukan, kau sudah cukup sangat dewasa, kau sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang benar. Teruskan jika menurutmu benar, dan berhenti jika menurutmu salah"
aku terdiam, aku memilih untuk menjauh. Bukan karena aku menyerah pada keadaan, tapi aku tau jika aku mendekatimu, semua perkataanku hanya akan menjadi sampah untukmu.
from hipwee by Wisha Safitri Darmayanti

Manusia Memang Harus Jatuh Dulu. Agar Berdiri di Kaki Sendiri Bukan Lagi Kemustahilan


Siapapun di dunia ini, pasti hidup karena beberapa harapan yang digantungkan serta diciptakan oleh dirinya sendiri. Entah harapan menggapai cita-cita agar hidup lebih baik kedepannya, atau harapan yang digantungkan kepada seseorang yang dianggap mampu menghormati dan menghargai kita. Namun tidak semua orang pantas kita libatkan dalam garis takdir yang kita gambar komplit bersama dengan doa yang dilantunkan setiap waktu kepada yang maha pencipta.
Mata manusia memang tidak di setting untuk bisa melihat bagaimana kehendak tuhan bekerja, kita hanya bisa tahu apa yang memang bisa dipandang mata tanpa bisa mengetahui serta menebak hal apa lagi yang tuhan rencanakan di garis takdir yang kita gambar.
Kita memang menggambar garis sendiri, dan bertanggung jawab penuh atas hidup kita sendiri, namun perlu disadari bahwa yang menggerakkan hati serta pikiran adalah tuhan, mungkin tidak jarang bahwa keinginan dan kebutuhan selalu bertabrakan ingin mendapat prioritas. Namun manusia tidak terlalu peka dengan apa yang di butuhkan, kita terlalu fokus dengan beberapa hal yang kita ingin. Percaya atau tidak keinginan bukanlah keharusan yang perlu di capai hari ini juga, jika merasa itu sebuah keharusan, kita telah mengikuti nafsu yang sebenarnya bisa di rem.
Fokus dengan keinginan yang menggebu menjadikan kita lupa akan esensi sebagai manusia biasa yang kebutuhannya lebih utama perlu di capai. Dalam hal pasangan, kita sering menaruh harapan pasangan ideal dengan segala syarat dan tetekbengek yang kita buat sendiri tanpa berkaca tentang kualitas diri sendiri.
Sebenarnya manusia tidak perlu lagi bertanya, mengapa tuhan selalu saja tidak menghendaki kita, dengan seseorang yang sudah kita targetkan harus menjadi pasangan hidup kita hingga tua nanti. Manusia boleh berencana se detail mungkin dalam hal apapun, namun dilarang lupa bahwa ada tuhan yang selalu mengingatkan mana yang baik dan  mana yang buruk.
Langsung saja...
Jika kita mencintai dan mengharapkan seseorang namun tidak juga dipersatukan, silakan berpikir ulang. Apa yang membuat halangan tersebut terus tumbuh hingga kita tidak pernah bertemu di satu garis yang sama dengan dia. Jika ditelaah lebih dalam lagi, bisa saja kualitas diri nya yang memang belum pantas bersanding dengan kita. Atau sebaliknya. Betapa tuhan sangat baik sudah bersedia mengingatkan hambanya lewat teguran, kekecewaan dan kesedihan yang dirasa. Tidak jarang kita mengumpat dan merasa tuhan tidak adil karena membiarkan kita kecewa dengan segala keadaan hidup yang terjadi. Padahal, tuhan sedang menyelamatkan kita dari jurang yang bisa kapanpun menelan kita hidup-hidup. Namun lagi-lagi manusia tidak sampai berpikir sejauh itu. Semua manusia termasuk saya selalu ingin yang instan. Semua perasaan harus berbalas, begitu lah pikir kita yang masih awam.
Hidup ini pembelajaran. Kita tidak mungkin bisa belajar dari kebahagiaan. Karna luka adalah pembelajaran hidup yang paling setia mengajarkan. Manusia memang harus jatuh dulu untuk paham bahwa hidup ini tidak semudah bertepuk tangan. Kita harus kehilangan 1 tangan terlebih dahulu agar tahu betapa sulitnya mengeluarkan suara tepuk tangan dengan angin.
Namun kita terlalu bodoh jika harus kehilangan dulu baru belajar. Perbaiki yang ada, lindungi yang telah menghargai, jaga kepercayaan, hindari menuntut tuhan untuk mengikuti mau kita. Biarlah tuhan membawa kita kemanapun di mau, kita hanya perlu terus berprasangka baik dan mencoba menggambar garis hidup sesuai aturanNya.
from hipwee by ayu rhaudhotul akmalia

“Hai, Kamu Yang Melepas Tanganku : Bersiaplah Menangis di Sisa Hidupmu”


“Untukmu, Ingatlah! Makna cinta dan perjuangan sebelum kamu dapat mengenggam tanganku”
Apakah kamu tahu? perasaanku ketika untuk pertama kalinya kamu menggenggam tanganku? Yach…Semesta seolah berputar di sekelilingku, dengan rasa bahagia yang memuncak, karena keyakinanmu  padaku, akan perasaan sayangku, cintaku . Aku adalah seseorang yang telah kamu pilih, untuk kamu genggam tangannya, untuk kamu masuki kehidupannya, dan untuk kamu sayangi di sepanjang sisa hidupnya, seseorang yang pastinya mampu membuatmu bahagia. Ingatlah saat-saat dimana kita berbagi pendapat, rencana bahkan impian bersama karena hati kita yang saling menyayangi?  Bukankah, Hati yang menyayangi dan mencintai tidak akan pernah lelah untuk bertahan dan tidak akan pernah menyerah untuk berjuang? Seharusnya hal ini mampu untuk kamu sadari sebelum kamu memulai dan mengakhiri semuanya.
“Untukmu, Ingatlah! ketulusan adalah barang yang sangat mahal harganya, dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihatnya”
Ketulusan bagiku adalah kebersamaan kamu dan aku yang dimulai dari rasa saling mencintai, yang dengan berjalannya waktu perasaan itu berkembang dengan berbagai variasinya, perasaan untuk saling menjaga, berkorban, ataupun memiliki. Lewat kekurangan maupun kelebihan yang kamu tunjukkan dari berbagai sisi dirimu yang selalu dapat kuterima. Kamu yang kuterima apa adanya! kamu yang seperti itu! adalah kebahagiaanku, ketulusanku! Apa yang kamu lakukan apa yang aku lakukan, tidak ada kemunafikan diantara kita. Kita saling menguatkan dan bertahan, walaupun jika kamu memutuskan melepas ketulusanku ini, maka sesungguhnya kamu telah kehilangan makna ketulusan yang belum tentu dapat kamu peroleh dari orang lain.
“Untukmu, Ingatlah! Indikator kedewasaan adalah ketika kamu mampu menundukkan gengsi dan egomu”
Rasa cinta, sayang, marah, benci, tangisan, bahkan lelah adalah cara kita untuk menyalurkan perasaan. Namun pernahkah kamu berpikir sedikit saja, bgaimana caramu untuk menyalurkan rasa itu padaku? Seseorang yang kamu cintai? Seseorang yang kamu sayangi?. Aku betul-betul memahami, bahwa sudah fitrah manusia untuk membenarkan dan membela dirinya sendiri, namun apa jadinya jika ditambah dengan bumbu gengsi dan ego yang begitu besar? Untuk kata terimakasih dan maafpun sulit untuk kamu ucapkan? Malah memilih diam dan berlalu tanpa sepatah kata pun? dan beranggapan semuanya telah terselesaikan? dengan apa yang kamu lakukan haruskah kita terus hidup seperti itu? penuh kepura-puraan dan ketidakjujuran…padahal apa adanya, terus terang, keterbukaan bisa menjadi pilihan meski itu membuat kita sakit atau membenci, tetapi itu adalah sesungguhnya kita, kamu dan aku.
“Untukmu, Ingatlah! terkadang untuk mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga di kehidupan, kamu harus membayarnya dengan harga yang mahal atau sesuatu yang sangat berharga”
Jikalau kamu memaksaku pergi tanpa penjelasan, atau memilih untuk menyerah begitu saja,  aku tidak akan berkecil hati. Akan ada suatu masa, di dalam hidupmu, kamu pasti mengingatku! Maka jika hal itu terjadi, yang kuinginkan adalah kamu merasakan sakitnya, sakit yang sama seperti yang kurasakan, yang mampu menghantui harimu, disisa umurmu, tanpaku! Kuharapkan, nantinya kamu akan dipertemukan dengan seseorang yang akan memberimu pembelajaran tentang bagaimana rasanya penyesalan akan cinta yang telah kamu sia-siakan. Jangan pernah mengharapkan ucapan kebahagiaan untukmu, karena perpisahanpun bisa diakhiri dengan kenangan yang indah, bukan hanya menimbulkan luka.
“Untukmu, Ingatlah! Dengan melepas tanganku, bersiaplah untuk menangis”
Kamu yang telah melepas tanganku, bersiaplah untuk menangis! untuk dilupakan, untuk tak menjadi berharga lagi, untuk menjadi kisah usang, dan untuk menjadi noda kecil di dalam lembaran  hidupku. Kuingin kamu pergi jauh dan  luput dari pandanganku. Aku janjikan bila kisah ini berakhir, akan menjadikanku lebih kuat, lebih tegar, lebih bahagia, lebih tenang, lebih mencintai dan menghargai diriku sendiri, serta menjadi pribadi yang lebih keren dari sebelumnya, sehingga jika suatu saat di sisa umurmu kelak kita dipertemukan lagi, maka kamu akan melihat betapa berharga dan hebatnya diriku, menjadi pribadi lebih hidup dan bahagia daripada ketika bersamamu!!
from hipwee.com by sri fitriyanti

Untukmu Yang Akan Segera Kulepaskan

flying_a_kite_by_deskridge-d7aoyhf

Hei kau, tahukah kau, kau seperti layangan yang benangnya sedang ku genggam, tapi setelah itu ada angin kencang yang berhembus. Sehingga membuat ku ingin  melepaskanmu. Sebelumnya ku coba bertahan, aku coba menggenggammu lebih erat dari sebelumnya, aku takkan membiarkan angin kencang itu merebutmu dariku begitu saja.

Genggam, genggam, dan terus ku genggam, entah beberapa kali ku berusaha. Tapi tiba-tiba ku lihat ke atas ada sesuatu yang berusaha melepaskan diri, iya itu kau. Karena angin  kencang yang berhembus itu , kau malah melepaskan diri , kau masih ku kenggam , tapi tidak seluruhnya, setengahpun tak sampai.
Hei kau, tahukah kau bagaimana susahnya agar kau tetap ku genggam ? selama ini kenyataan terus menyadarkan ku akan semua itu , tapi ku pikir “ah apalah artinya , bisa jadi itu hanya sebuah fatamorgana yang datang mericuh” tapi aku salah. Aku salah. Tak peduli apa yang kulakukan , kau tetap berniat untuk menjadi terlepas dan bebas. Itukah yang kau inginkan selama ini? apakah genggaman ku terlalu kuat hingga membuat mu tak nyaman? maafkan aku atas ketidaknyamanan mu itu.
Beberapa saat terakhir ini aku berjuang sendirian, di hempaskan oleh angin kencang pun aku tetap berjuang sendirian. Harusnya aku sadar bahwa hanya aku lah yang berjuang. Dan bagaimana dengan mu? ketika ku lengah dan  lelah sedikit saja , kau malah  mengambil kesempatan itu untuk segera lepas. Mengapa tak kau katakan dari awal, bahwa kau tak ingin ku genggam? mengapa saat aku sudah merasa bahagia melihatmu di atas sana, malah kau ingin ku lepas genggaman ini?
Layangan itu pergi semakin jauh , meninggalkan sebagian benang yang masih ku genggam erat. Dia semakin jauh, semakin tinggi, dan semakin tak terjangkau. Haruskah ku kejar? haruskah ku berlari menembus angin kencang dan merebut mu kembali? mungkin tak perlu. Aku terlalu lelah. Terlalu lelah berjuang, terlalu lelah menggenggam dan terlalu lelah di hempas.
Inilah saat yang kau tunggu. Inilah saat dimana aku tak punya harapan lagi, dan kau bisa pergi, kau bisa melihat yang lain. Sekarang aku siap melepaskan sebagian benang itu. Tak ada gunanya menggenggam benang tanpa layangan. Sungguh, aku telah lelah dalam permainan layanganmu ini.
Pergilah, aku siap melepaskan mu!
from hipwee.com by maria dwip